TIMES SUMENEP, JAKARTA – Dengan proyeksi masuk bursa saham di masa mendatang, perusahaan aplikasi Gojek bertekad untuk mulai mengakhiri era 'bakar uang'.
Hal itu dikatakan Vice President Corporate Affair Gojek, Michael Say yang menyebut jika ujung sebuah bisnis tak lain adalah pencapaian profit serta mampu menjalankan usaha secara sehat dan berkelanjutan, tak terkecuali Gojek.
"Setiap perusahaan, termasuk para founder Gojek, juga berkeinginan 3-4 tahun mendatang bisa IPO (initial public offering) di bursa. Agar bisa IPO, mau tidak mau laporan keuangan kan harus hijau sehingga tidak mungkin terus bakar uang," katanya.
Menurutnya, dengan strategi 'bakar uang', sebuah perusahaan takkan bisa berkembang dengan sehat. Ia memberi gambaran betapa besarnya uang yang 'dibakar' jika setiap trip Gojek memberikan subsidi (bonus) sebesar Rp 50. "Sementara setiap bulan ada 100 juta transaksi," tukasnya.
Michael menegaskan jika demi menjalankan bisnis berkelanjutkan, Gojek harus memperhatikan pilar (mitra) yang lain, baik itu pengemudi/pengendara, merchants, pengguna serta pemerintah. Pihaknya ingin semua mitra tumbuh dalam platform super app Gojek untuk pelayanan orang (people), barang (things) dan uang (money). (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Membidik Masuk Bursa Saham, Gojek Bertekad Akhiri 'Bakar Uang'
Pewarta | : Sholihin Nur |
Editor | : Ronny Wicaksono |