TIMES SUMENEP, JAKARTA – Presiden AS, Donald Trump sedang gencar melaksanakan pembalasan hukum terhadap musuh-musuh politiknya, dan Kamis (25/9/2025) kemarin, mantan Direktur FBI, James Comey menjadi mantan pejabat senior pemerintah pertama yang diadili.
James Comey adalah kritikus terkemuka terhadap Donald Trump. Ia didakwa atas dua tuduhan pidana, yakni berbohong kepada Kongres dan menghalangi penyelidikan.
Comey, seperti dilansir media Prancis, Le Monde adalah salah seorang target utama Trump dalam soal investigasinya yang telah lama diselesaikan terkait campur tangan Rusia dalam pemilu 2016.
Beberapa tahun lalu Trump mencemooh investigasi tersebut sebagai "hoaks" dan "perburuan penyihir" meskipun berbagai tinjauan pemerintah menunjukkan bahwa Moskow ikut campur atas nama kampanye Partai Republik, dan Trump menegaskan akan balas dendam.
Sebelumnya Donald Trump diduga kuat telah mendesak jaksa agungnya untuk mengadili mantan direktur FBI tersebut dan musuh politik lainnya.
Comey menyatakan dirinya tidak bersalah dan siap menghadapi tuntutan pidana terhadapnya.
"Keluarga saya dan saya telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa ada konsekuensi yang harus ditanggung jika melawan Donald Trump, tetapi kami tidak bisa membayangkan hidup dengan cara lain," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di Instagram.
"Saya tidak takut, dan saya harap anda juga tidak," tambahnya. "Hati saya hancur untuk Departemen Kehakiman, tetapi saya sangat percaya pada sistem peradilan federal, dan saya tidak bersalah. Jadi, mari kita adakan persidangan," ujarnya lagi.
Menantu James Comey yakni Troy Edwards mengundurkan diri sebagai jaksa federal beberapa menit setelah mantan direktur FBI itu didakwa
Troy Edwards mengundurkan diri dari pekerjaannya. "Untuk menjunjung tinggi sumpah saya kepada Konstitusi dan negara," tulisnya dalam surat pengunduran diri satu kalimat yang ditujukan kepada Lindsay Halligan, Penjabat Jaksa AS yang baru diangkat di Distrik Timur Virginia, kantor yang mendakwa Comey.
Troy Edwards adalah wakil kepala Seksi Keamanan Nasional, sebuah jabatan bergengsi di kantor kejaksaan AS yang menaungi Pentagon dan markas besar CIA yang menangani beberapa kasus spionase paling terkenal.
Dakwaan tersebut menjadikan Comey mantan pejabat senior pemerintah pertama yang terlibat dalam salah satu keluhan utama Trump, yaitu investigasi yang telah lama diselesaikan terkait campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, yang menghadapi tuntutan.
Trump Memuji Dakwaan
Pada hari Kamis, Trump memuji dakwaan tersebut sebagai "Keadilan Bagi Anerika!" Jaksa Agung Pam Bondi, jaksa loyalis Trump.
Direktur FBI sekarang, Kash Patel, seorang kritikus vokal kawakan terhadap investigasi Rusia juga mengeluarkan pernyataan serupa. "Tidak ada seorang pun yang kebal hukum," kata Bondi.
Kasus pidana ini kemungkinan akan memperdalam kekhawatiran bahwa Departemen Kehakiman di bawah Bondi akan dimanfaatkan oleh Trump melibas tokoh-tokoh publik yang dianggap sebagai musuh politiknya.
Kasus ini diajukan karena Gedung Putih telah mengambil langkah-langkah untuk memengaruhi operasional Departemen Kehakiman dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengaburkan batas antara hukum dan politik bagi sebuah lembaga yang menjunjung tinggi independensi dalam pengambilan keputusan kejaksaan.
Comey dipecat beberapa bulan setelah Trump menjabat. Sejak itu, Comey menjadi target utama para pendukung Trump yang menginginkan pembalasan terkait investigasi Rusia.
Namanya bahkan disebut-sebut dalam sebuah unggahan media sosial hari Sabtu dimana Trump tampak memohon langsung kepada Bondi untuk mengajukan tuntutan terhadap Comey dan mengeluh bahwa investigasi Departemen Kehakiman terhadap para musuhnya tidak menghasilkan tuntutan.
"Kita tidak bisa menunda lebih lama lagi, ini menghancurkan reputasi dan kredibilitas kita," tulis Trump, merujuk pada fakta bahwa ia sendiri telah didakwa dan dimakzulkan berkali-kali. "Keadilan Harus Dijawab, Sekarang!!!"
Kantor yang mengajukan kasus terhadap Comey, Distrik Timur Virginia dilanda kekacauan minggu lalu menyusul pengunduran diri Kepala Jaksa, Erik Siebert, yang tidak mendakwa Comey.
Erik Siebert juga ditekan untuk mengajukan tuntutan terhadap target Trump lainnya yakni Jaksa Agung New York, Letitia James dalam soal investigasi penipuan hipotek.
Malam berikutnya, Trump menyesalkan dalam sebuah unggahan di Truth Social yang ditujukan kepada jaksa agung bahwa investigasi departemen belum menghasilkan penuntutan.
Trump mencalonkan Lindsey Halligan, seorang ajudan Gedung Putih yang pernah menjadi salah satu pengacara pribadi Trump, tetapi kurang berpengalaman dalam penuntutan federal yang biasanya menyertai tanggung jawab menjalankan salah satu kantor paling bergengsi di Departemen Kehakiman, sebagai jaksa agung AS yang baru.
Halligan bergegas mengajukan kasus ini ke dewan juri agung minggu ini. Jaksa yang mengevaluasi apakah Comey berbohong kepada Kongres dalam kesaksiannya pada 30 September 2020, memiliki waktu hingga Selasa untuk mengajukan kasus sebelum undang-undang pembatasan lima tahun berakhir.
Dorongan untuk melanjutkan kasus ini muncul bahkan ketika para jaksa di kantor tersebut telah merinci kekhawatiran mereka tentang proses dakwaan dalam sebuah memo.
Dakwaan dua pasal tersebut terdiri atas tuduhan membuat pernyataan palsu dan menghalangi proses kongres.
Presiden AS, Donald Trump yang sedang gencar melaksanakan pembalasan hukum terhadap musuh-musuh politiknya dan Kamis (25/9/2025) kemarin, mantan Direktur FBI, James Comey menjadi mantan pejabat senior pemerintah pertama yang diadili. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Trump Balas Dendam, Mantan Direktur FBI Diadili
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |