TIMES SUMENEP, MALANG – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) M. Pratikno menegaskan kualitas sumberdaya manusia (SDM) unggul harus dimulai dari penguasaan bahasa dan literasi digital.
Hal ini disampaikannya dalam kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, Singosari, Kabupaten Malang, Senin (14/07/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Menko PMK menyoroti pentingnya bahasa sebagai pintu utama ilmu pengetahuan. Menurutnya, selain bahasa internasional seperti Inggris dan Arab, generasi muda juga harus memahami bahasa digital sebagai kecakapan kunci di era teknologi.
“Penguasaan ilmu pengetahuan membutuhkan media komunikasi, yaitu bahasa. Saat ini, bahasa digital menjadi bagian penting yang harus dikuasai,” kata Menko Pratikno.
Pratikno juga menekankan, bahwa sejarah keilmuan dunia tidak bisa dilepaskan dari peran peradaban Islam. Tokoh-tokoh seperti Al-Jabbar, Ibnu Sina, Al-Zahrawi, dan Jabir ibn Hayyan merupakan pelopor ilmu-ilmu dasar moderen seperti matematika, kedokteran, bedah, dan kimia.
Pemimpin Islam pada masa lalu, lanjutnya, adalah pencetus utama berbagai cabang ilmu yang mendasari kemajuan dunia moderen. Dan, peradaban saat ini dipimpin orang-orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Karena itu, peran pesantren menjadi sangat penting dalam menjawab tantangan zaman," tandasnya.
Pratikno melanjutkan, pesantren punya peran strategis dalam mencetak SDM unggul yang tidak hanya menguasai ilmu, melainkan juga memiliki akhlak, kesehatan jasmani dan rohani, serta daya saing tinggi.
Dengan jumlah santri sekitar 11,5 juta, menurutnya, pesantren menjadi pusat pembentukan karakter bangsa yang potensial untuk menjawab tantangan masa depan.
“Ini adalah bagian dari upaya mempercepat pendidikan bagi para pengasuh dan ustadz, agar mereka tidak perlu keluar dari pesantren tapi tetap bisa menikmati pendidikan jenjang perguruan tinggi,” ujar Pratikno.
Menanggapi pertanyaan tentang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pesantren, Menko PMK menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendukung lembaga-lembaga pendidikan berbasis keagamaan.
“Organisasi sosial yang bergerak di bidang pendidikan, hukum, dan kesehatan punya kontribusi luar biasa besar untuk menjalankan arahan Bapak Presiden dalam membangun SDM unggul,” katanya.
Menurutnya, program ini memungkinkan dua jalur pendidikan berjalan beriringan: pendidikan formal di Universitas Terbuka dan pendidikan keagamaan di pesantren. Pratikno menyebut, program ini telah dilaksanakan di beberapa kota seperti Surabaya dan Kediri, dan kini diperluas ke wilayah Malang.
"Sebagai upaya transformasi pesantren, pemerintah mendorong pengembangan pembelajaran digital melalui pendirian Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) berbasis pesantren.
Layanan pendidikan jarak jauh ini bisa diimplementasikan Universitas Terbuka memungkinkan para santri dapat meningkatkan kualifikasi jenjang pendidikannya ke perguruan tinggi, tanpa meninggalkan pengabdiannya di pesantren.
“SALUT akan menjadi langkah penting untuk melahirkan lulusan pesantren yang bisa berkontribusi di berbagai sektor pembangunan,” ujar Pratikno.
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati Malang Latifah Shohib, Direktur Universitas Terbuka Malang Lilik Sulistyowati, Pengasuh Ponpes Al-Islahiyah Nyai Hj Anisah Mahfud, Ketua Yayasan Al-Islahiyah K.H. Hasib Mahfud, Ketua SALUT Al-Islahiyah Gus Ahsani Fathur Rohman. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Soroti Penguasaan Bahasa dan Literasi Digital, Menko PMK Dorong SDM Pesantren Unggul
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |